Tradisi Pemakaman Unik Cuma Ada di Desa Trunyan Bali

Hiburan —Senin, 7 Nov 2022 15:32
    Bagikan  
Tradisi Pemakaman Unik Cuma Ada di Desa Trunyan Bali
Pinterest

DepostJogja,-  Pulau Bali tak hanya terkenal dengan keindahan wisata alam berupa pesisir pantai, dataran tinggi, dan wisata air yang mengaggumkan, tapi juga terdapat berbagai keunikan budaya yang patut untuk Momopal kenali lebih dalam, salah satunya adalah tradisi pemakaman di Desa Trunyan. Pengaruh peradaban budaya Hindu yang dibawa oleh kerajaan Majapahit pada tahun 1293, membuat suasana kebudayaan Hindu terasa sangat kental di sini. Yang menarik di Desa trunyan ini adalah meskipun penduduknya memeluk agama Hindu, masyarakat di sini tidak melakukan upacara ngaben ketika ada kerabatnya yang meninggal dunia, mereka memakamkan jenazahnya dengan cara Mepasah (meletakkan jenazah orang yang meninggal di bawah taru menyan).

Untuk berkunjung ke Desa Trunyan ini, Momopal dapat menaiki perahu motor selama 45 menit, menyusuri Danau Batur dari dermaga desa Kedisan. Sesampainya di Desa Trunyan, Momopal akan merasakan suasana desa konservatif yang masih sangat memegang teguh warisan leluhurnya. Begitu tiba di daerah pemakaman, Momopal akan disambut dengan sebuah papan beruliskan “ Welcome to Kuburan Terunyan”. Memasuki area pemakaman, Momopal langsung disajikan dengan pemandangan tengkorak dan tulang belulang yang bisa dibilang “berserakan” di dinding, maupun di tanah.

Baca juga: Cerita Misteri Lagu Tidur Anak, Nina Bobo

Jenazah itu yang diletakkan di pemakaman ini memiliki syarat yang tersendiri, yaitu tidak boleh ada kelainan,cacat, luka, dan harus lah dalam kondisi utuh. Bagi jenazah yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mereka akan dikuburkan selayaknya pemakaman pada umumnya. Jenazah yang diletakkan di atas tanah, hanya akan ditutupi tubuhnya menggunakan kain sukla (kain yang masih baru), sementara bagian kepala tetap dibiarkan terbuka dan di sekitar tubuhnya akan dipagari menggunakan bambu. Ketika berkunjung ke Kuburan Trunyan, Momopal tidak perlu khawatir dengan bau menyengat yang timbul dari jenazah yang masih utuh.

Hal ini disebabkan oleh pohon raksasa yang bernama Taru Menyan, yang memiliki kemampuan untuk menyerap bau busuk.
Ternyata, di Kuburan Trunyan ini juga terdapat pembagian area pemakaman berdasarkan keadaan jenazah. Area “Sema Bantas” adalah tempat yang digunakan untuk memakamkan jenazah yang meninggal secara tidak wajar. Yang dimaksud tidak wajar di sini adalah seperti meninggal akibat kecelakaan dan bunuh diri. Sementara, untuk jenazah bayi, anak-anak, dan orang dewasa namun belum menikah, akan dimakamkan di area “Sema Muda”.

Editor: Ririn
    Bagikan  

Berita Terkait