“Tragedi Paiton”, 19 Tahun Lalu

Horor —Sabtu, 2 Jul 2022 18:53
    Bagikan  
“Tragedi Paiton”, 19 Tahun Lalu
Tragedi Paiton 19 tahun lalu.* (FOTO: Pinterest)


DEPOSTJOGJA,- Sekitar 19 tahun lalu, ada kejadian yang menelan 54 korban tewas yang disebut dengan “Tragedi Paiton”.  Tragedi tersebut saat ini kembali menghebohkan media sosial.

Kecelakaan bus pariwisata ini terjadi pada tahun 2003, tanggal 8 Oktober. Lokasinya di dekat PLTU Paiton, Probolinggo. Bagaimanakah kecelakaan naas itu bisa terjadi? Simak kronologinya di bawah ini.

Mengutip berbagai sumber, kejadian naas tersebut terjadi pada malam hari. Saat itu, sebuah bus yang mengangkut 54 siswa dari SMK Yapemda Sleman tewas terbakar, kecuali kernet dan sopir.  Bus tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta, setelah melakukan study tour ke Bali. Namun sayang, 54 orang yang berada di dalam bus tersebut pulang dalam kondisi tidak bernyawa.

Bus AO Transport itu terbakar setelah truk kontainer memotong jalur dari arah berlawanan dan menabraknya.  Kemudian dihantam juga oleh truk tronton dari arah belakang.

Rangka truk tronton pecah sehingga muncul percikan api dan akhirnya merembet ke dalam badan bus. Kebakaran begitu cepat terjadi.  Bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus membuat kebakaran merambat begitu cepat.

Baca juga: “Malaysia Open 2022”, FajRi Lawan Goh Sze Fei/Nur Izzudin Hari Ini

Korban tewas banyak ditemukan di bagian belakang bus, tepatnya di dekat pintu.  Para saksi menduga bahwa para penumpang berusaha ke luar dari sana tapi pintu tersebut justru tidak dapat dibuka. Pada tahun tersebut, bus juga belum banyak dilengkapi alat pemecah kaca.  Sehingga penumpang tidak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar. Sementara sang sopir bisa selamat setelah melompat dari bus, sedangkan kernetnya memecah kaca bagian depan.

Karena banyaknya jumlah korban meninggal, pihak RSUD Situbondo terpaksa harus mengawetkan jenazah menggunakan balok es. Saat itu, jenazah hanya ditempatkan di lorong karena ruang kamar mayat tidak terlalu besar. Jenazah kebanyakan mengalami luka bakar yang serius.  Bahkan ada bagian tubuh yang hilang hingga beberapa sulit untuk dikenali.

Tempat kejadian kecelakaan merupakan sebuah jalan yang cukup tinggi. Sedangkan sisi kiri kanannya berupa bukit dan tanaman liar yang sepi.* (PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Tugu Yogyakarta Jadi Saksi Bisu Sejarah Kota Gudeg

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait