Bagian 8, Misteri Sewu Dino

Horor —Sabtu, 23 Jul 2022 15:17
    Bagikan  
Bagian 8, Misteri Sewu Dino
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)

DEPOSTJOGJA,- Sri tidak percaya dan selalu menyangkal ucapan itu. Sri terus membasuh Dela, sampai ke tangannya yang penuh dengan luka borok.  Sri terdiam, ia lupa belum mengikat tangan dan kaki Dela. Saat Sri baru menyadarinya, ia menatap Dela membuka mata, tersenyum menyeringai dan melotot kearah Sri.

Sri Kaget, ia berangsur mundur. Namun Dela mencekik leher Sri kuat-kuat.  Ia mengangah, menunjukan gigi hitamnya yang sudah membusuk. Terjadi pergulatan hebat antara Sri dan Dela. Sri hanya berusaha melepaskan cekikan Dela yang sangat kuat yang membuat Sri hampir kehilangan nyawanya.

“Sopo koen ndok (siapa kau nak?)” tanya Dela dengan suara yang berat mirip dengan suara seorang wanita tua. “Nang ndi iki ndok? (dimana ini nak?).” Sri masih mencoba melepaskan cengkraman kuat itu. Namun Dela terus menyeringai.  Air liurnya menetes dan matanya putih, ia tersenyum, “Jawab nek di takoni ndok! (jawab kalau di tanya!!).”

“Sinten njenengan? (siapa kamu?),” tanya Sri sambil terbata-bata, nafasnya semakin sesak. Tawa Dela semakin keras, mebuat Sri menangis ketakutan. Sebelum akhirnya Erna masuk ke kamar karena kributan. Ia bingung melihat Dela terbangun.

“Onok opo ini Sri, kok Dela kok dela (ada apa ini Sri? Kenapa dela?),” Ena bingung. Dela menyeringai melihat Erna sebelum akhirnya melepaskan cekikan kepada Sri. Ia melompat ke atas ranjang, merangkak dan ketawa seakan kegirangan.

Baca juga: Kembangkan Jurnalisme Damai, Jujur serta Jernih

Dela berteriak, “Cah kliwon kabeh!! (ternyata anak kelahiran kliwon semua).” Dela masih tertawa, Sri mundur, sementara Erna masih  bingung dan shock melihat wajah Dela yang mengerikan itu. Dela terus melihat Sri dan Erna bergantian. “Percuma, sewu dinone arek iki bakal entek (percuma, seribu harinya anak ini akan segera habis).”

“Koen kabeh mek dadi tumbal gawe cah iki, (kalian hanya akan jadi tumbal untuk anak ini).” Dela tertawa terus menerus sebelum akhirnya Sri melompat dan mencengkram Dela.  Ia mengguyur Dela dengan air kembang itu, Dela berteriak kesakitan.

“Koen lapo!! Japukno tali ireng iku (kamu ngapain!! Ambilkan tali hitam itu),” teriak Sri pada Erna. Erna sempat kebingungan, dan segera bergegas mengambil tali itu. Sri mengikatnya tepat di lehernya.

“Onok opo iki Sri (ada apa ini Sri?),” Erna ikut menahan tubuh Dela yang meronta sebeum akhirnya Dela menjadi tenang dan kemudian tertidur kembali. Sri baru mengikat tali itu dengan benar.  Ia mengangkat Dela kembali ke ranjangnya, menutup dengan keranda bambu kuning.

Erna dan Sri masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Erna mulai menangis. “Aku kepingin uleh (aku ingin pulang).” Sri tidak berkomentar, ia sadar bahwa sekarang, ia juga ingin pulang. Hanya sudah terikat dan pasti ada resiko yang sudah menunggu bila mereka pulang.

Lantas, apakah yang disembunyikan oleh Mbah Tamin?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Baca juga: Kembangkan Jurnalisme Damai, Jujur serta Jernih

 

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait