DepostJogja - Pemilihan Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat periode 2023-2028 berlangsung dramatis, karena nggak ada calon yang bisa mendapatkan 50 persen + 1 suara sesuai tata tertib dalam satu putaran pemilihan. Akhirnya pemilihan Ketum PWI Pusat ini berlangsung dalam dua putaran.
Pemilihan dipimpin oleh tiga pimpinan sidang, Luthfi Hakim (Ketua PWI Jatim), Syamsir Hamejen (Sekretaris PWI Malut), dan Farianda Putra Sinik (Ketua PWI Sumut).
Akhirnya, Hendry Ch Bangun terpilih menjadi Ketua Umum PWI Pusat dalam Kongres XXV PWI yang berlangsung di Bandung pada 25-27 September 2023.
Mantan Sekjen PWI Pusat dua periode, berhasil mengoleksi 47 suara dari 88 total suara yang diperebutkan di Kongres XXV PWI.
Hendry Ch Bangun bersaing dengan Petahana Atal S Depari, dan Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang. Pemilihan berlangsung dalam dua putaran,.
Pada putaran pertama, Atal S Depari berhasil mengoleksi 40 suara, Hendry Ch Bangun mendapatkan 39 suara dan Zulmansyah Sekedang dengan 9 suara.
Karena Atal hanya unggul satu suara dari Hendry Ch Bangun, nggak sesuai dengan amanat tata tertib, pemenang harus mendapatkan 50 persen +1 suara maka pemilihan putaran kedua pun dilakukan.
Di putaran kedua, yang hanya diikuti oleh dua kandidat, pemenang pertama dan kedua. Hendry akhirnya menjadi pemenang, dengan total 47 suara, sementara Atal hanya mendapatkan 41 suara.
Baca juga: 5 Mitos Bunga Wijaya Kusuma, yang Sering Dikaitkan dengan Hal Ghaib
Pertarungan antara Atal dengan Hendry, sebenarnya ulangan pada kongres sebelumnya. Saat kongres XXIV di Solo, Atal mengalahkan Hendry.
Kini, giliran Hendry yang mengalahkan Atal untuk menjadi Ketua Umum PWI Pusat di periode mendatang.
Profil Singkat Hendry Ch Bangun
Hendry CH Bangun yang kini terpilih memimpin PWI Pusat periode 2023-2028 merupakan Wakil Ketua Dewan Pers periode 2019-2022.
Pengalamannya sebagai Sekretaris Jenderal PWI Pusat selama dua periode, (tahun 2008-2013, 2013-2018) dan menjadi anggota Dewan Pers dua periode, (2016-2019, 2019-2022).
Hendry aktif menjadi anggota pada tahun 1987 dan menjadi pengurus di Seksi Wartawan Olahraga PWI Jaya pada tahun itu juga.
Keluarganya juga beririsan dengan organisasi wartawan tingkat nasional tertua dan terbesar yang didirikan di Solo pada 9 Februari 1946 ini.
Ayahnya, almarhum Tridah Bangun, yang juga seorang wartawan di Harian Waspada pada tahun 1953 (sampai 1957), pernah menjadi Wakil Ketua I PWI Cabang Medan pada tahun 1963-1967.
Karena itu, bagi Hendry, memelihara, menjaga harkat dan martabat PWI adalah harga mati, meskipun banyak organisasi yang lahir belakangan. (Her/Aris)