DEPOSTJOGJA _ Siapa sih yang gemas saat melihat hewan yang satu ini? Pasti kita selalu ingin memegang atau membawanya pulang karena terpesona dengan cantik dan indahnya ubur-ubur. Apalagi ubur-ubur api yang terlihat gemas memiliki bentuk seperti balon dengan warna yang transparan.
Ada yang berwarna biru, merah muda, hijau atau ungu dengan tentakel yang memanjang di bagian bawahnya. Namun, apakah kamu tahu bahayanya ubur-ubur api? yuk simak.
Bentuk “balon” pada ubur-ubur api disebut pneumatophore dan berperan sebagai pelampung sekaligus layar yang membantu hewan tersebut untuk mengapung dan bergerak dengan memanfaatkan angin. Karena itu, ubur-ubur api (Physalia physalis) sering terbawa angin hingga ribuan kilometer ke wilayah-wilayah pantai dan dapat menyengat para wisatawan.
Sengatan ubur-ubur api dapat menyebabkan beberapa gangguan fisiologis. Orang yang tersengat ubur-ubur api dapat mengalami rasa terbakar pada kulit, eritema, sesak napas, kejang-kejang, dan gagal jantung bahkan berpotensi menyebabkan kematian.Menurut jurnal Oseana (2020) peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mochamad Ramdhan Firdaus, menguraikan mengenai ubur-ubur api dengan judul “Aspek Biologi Ubur-ubur Api, Physalia physalis (LINNAEUS, 1758)“.
Baca juga: Ombre Lipstik yang Bagus Untuk di Pakai Sehari-hari
Ubur-ubur api mempunyai toksin yang bersifat kardiotoksik, neurotoksik, muskulartoksik dan hemolitik. Mangsa yang tersengat dapat mengalami kelumpuhan (paralyze) atau bahkan kematian.
Toksin ubur-ubur api sebagian besar tersusun atas protein dan merupakan senyawa polipeptida yang bertekstur kental, serta memiliki berat molekul tinggi, yaitu mencapai 150 kDa. Toksin ubur-ubur api memiliki enam reaksi enzim, meliputi ATPase, aminopeptidase non spesifik, Rnase, Dnase, AMPase dan fibrinolisin. target utama dari toksin ubur-ubur api adalah mengganggu transpor ion Na di dalam jaringan dan sel.
Berdasarkan berbagai kasus serangan pada manusia, diketahui bahwa toksin ubur-ubur api pada manusia menunjukkan berbagai gangguan pada sistem syaraf, jantung dan kulit.
Akibatnya, korban mengalami berbagai gejala, seperti rasa sakit yang hebat, kebingungan, mual, muntah, gangguan pernafasan, nekrosis pada kulit, disfungsi vasomotor (sistem pelebaran dan penyempitan pembuluh darah), kram, pingsan, kelumpuhan, hingga gagal jantung dan kematian.
Baca juga: Tips Merawat Emas Agat Tetap Terlihat Baru