Yogyakarta, Depostjogja
Beberapa waktu lalu telah ditemukan sosok Jenglot di sebuah makam di Kudus. Sang juru kunci Mamik Junaidi atau Mbah Mamik menceritakan, Jenglot ditemukan pada Sabtu (27/2/21) siang di kawasan Makam Buyut Akasah yang berada di Desa Burikan
Jenglot ditemukan di sekitar makam Buyut Akasah dengan posisi terbaring di tanah. Sosok tersebut memiliki panjang sekitar 15-20 sentimeter, berambut panjang, memiliki dua taring, tubuhnya berwarna coklat, dan diduga berjenis kelamin laki-laki.
Jenglot tersebut di balut kain kafan hingga akhirnya diserahkan ke yayasan Menara Kudus. Bicara soal Jenglot, apakah sosok Jenglot itu sebenarnya? Apakah mahluk halus atau hal lain yang memiliki keuatan supranatural?simak berikut ini!
Jenglot adalah figur hominoid yang berukuran kecil (sekitar 10–17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan dan Bali.
Jenglot juga dipercaya memiliki kekuatan mistis dengan meminum darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang dapat mengundang bencana.
Menurut keyakinan masyarakat Jenglot adalah seorang petapa yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia.
Sang petapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang tidak sebanding dengan lebar mulutnya.
Akibat kutukan itu jasad jenglot tidak diterima bumi, sedangkan rohnya tidak diterima di akhirat. Maka hasilnya roh tersebut seperti terpenjara dalam tubuh kecil yang dinamakan Jenglot.
Namun menurut medis, setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas. Bisa diatakan Jenglot bukanlah mahluk hidup.
Namun Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia
Sayangnya tidak ada penyelidikan medis lanjutan karena pemiliki Jenglot tidak ingin hal itu dilanjutkan apabila Jenglot dibedah karena bisa menimbulkan hal buruk***RES