DEPOSTJOGJA.COM - Perburuan titel MotoGP 2024 memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi perebutan gelar klasik sepanjang masa, terutama setelah pengumuman baru-baru ini.
Jorge Martin (Prima Pramac Racing) unggul atas Juara Dunia bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), sementara Marc Marquez (Gresini Racing MotoGP™) mengintai duo rivalnya itu.
Jadi, bagaimana gambaran Kejuaraan terbentuk menjelang double-header Assen dan Sachsenring, sebelum para pembalap MotoGP menikmati libur musim panas?
Martin – Sang Pemimpin
Mengumpulkan 171 poin setelah GP Italia, yang mana #89 mengalami DNF dalam Tissot Sprint pertamanya. Sebelum putaran di Mugello, keunggulan Martin adalah 39 poin setelah akhir pekan yang sempurna di Prancis, dilanjutkan dengan raihan P4 dan P2 yang cukup solid di GP Catalunya.
Kendati memetik hasil baik di Mugello, keunggulan Martin terpangkas menjadi 18 poin usai Bagnaia mengklaim kemenangan Sprint dan GP Italia.
Tanpa kemenangan dalam dua akhir pekan terakhir, Martin diyakini bakal bangkit untuk mendapatkan kembali pendulum yang menguntungkannya sebelum paruh kedua musim dimulai.
Bagnaia – Sang Pemburu Utama
DNF pada balapan Minggu di Portugal dan akhir pekan yang tenang di Austin membuat sang Juara Dunia bertahan sedikit kesulitan di awal musim. Tiga kali DNF Sprint berturut-turut di Jerez, Le Mans, dan Catalunya juga tak membantu upayanya untuk mempertahankan titel. Tetapi seperti yang dilakukannya pada 2023, pengguna nomor #1 ini mampu menemukan sinarnya lagi.
Baca juga: Resep Membuat Mendol Tempe Makanan Khas Malang dengan Aroma Jeruk
Baca juga: Wisata Alam Gardu Pandang Lereng Kelir dari Ketinggian Semarang yang Memukau
Baca juga: Rayakan Ulang Tahun ke-75, MotoGP Gunakan Livery Vintage di Silverstone
Bagnaia telah memenangi tiga dari empat balapan Minggu terakhir, dan kemenangan kandang di Mugello telah membuatnya mengalahkan Martin menjelang putaran di Assen. Momentum pun telah bergeser ke arah Juara Dunia tiga kali tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
Unseen Ducati, ITA
Bestia menjadi pusat perhatian di Mugello usai manuver briliannya pada lap terakhir memastikan Ducati berpesta rayakan kemenangan Pecco Bagnaia dan finis 1-2.
Marc Marquez – Sang Underdog
Kami tahu, kami juga berpikir demikian – bagaimana mungkin Anda bisa menyebut Juara Dunia delapan kali sebagai underdog saat ia mengendarai salah satu motor terbaik?
Dan itu benar. Namun, pada 2024, pembalap bernomor #93 itu dilabeli demikian lantaran ia menggeber Desmosedici GP23 dibandingkan dengan GP24 milik Martin dan Bagnaia.
Namun, hal itu tidak menghentikan Marquez untuk menantang kemenangan. Dan Anda merasa kemenangan debutnya dengan Ducati sudah dekat. Spaniard berusia 31 tahun ini nyaris menang di Jerez dan Le Mans, sementara comeback mengesankannya di Prancis, serta kemudian di Catalunya berbuah podium syang ungguh luar biasa.
Tiga kali P2 Sprint berturut-turut, ditambah tiga kali podium pada Minggu dalam empat balapan terakhir, membuat Marquez hanya terpaut 35 poin dari Martin. Itu lebih dekat daripada Bagnaia dengan Martinator sebelum Mugello.
Bastianini dan Acosta – Orang Luar?
Enea Bastianini terpaut 57 poin, sedangkan Pedro Acosta tertinggal 70 poin Acosta) pada tahap musim ini. Hal itu menjadikan Bestia dan El Tiburon sebagai orang luar dalam perebutan gelar juara. Kendati demikian, bintang Ducati Lenovo Team dan Red Bull GASGAS Tech3 ini merupakan penantang podium secara reguler.
Jika salah satu dari mereka menang dari sini, itu akan menjadi hal menakjubkan mengingat trio yang ada di depan mereka. Andai bahkan jika itu tak terwujud, pembalap Italia dan Spanyol itu akan memiliki pengaruh besar dalam banyak balapan mulai sekarang hingga Valencia.
Apapun pertanyaannya masih tetap sama. Apakah sensasi rookie Acosta bakal menjadi pemenang kelas premier termuda sebelum jeda musim panas?
Sekarang kita menatap ke depan untuk double-header Assen dan Sachsenring, yang mana peta perburuan titel 2024 ada kemungkinan untuk mengalami perubahan lagi.