Kisah Kelam Santo Valentine, Inilah Sejarah Hari Kasih Sayang 14 Februari

Hiburan —Selasa, 10 Jan 2023 10:54
    Bagikan  
Kisah Kelam Santo Valentine, Inilah Sejarah Hari Kasih Sayang 14 Februari
Pinterest

DepostJogja,- Sejarah mengenai hari kasih sayang di 14 Februari berawal dari kisah kelam Santo Valentine yang mati dibunuh. Legenda cerita demi cerita terus saja bermunculan menurut negaranya sendiri-sendiri.

Dilansir dari laman ayoyogya.com. Pada masa Romawi 14 Februari sudah diperingati sebagai hari kasih sayang dengan dimulainya festival.
Perayaan dikenal dengan perayaan pagan Lupercalia yang dirayakan pada 14 Februari, atau 15 Februari.

Lupercalia adalah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus.

Untuk memulai festival, anggota Luperci, sebuah ordo imam Romawi, akan berkumpul di sebuah gua suci di mana bayi Romulus dan Remus, para pendiri Roma, diyakini telah dirawat oleh serigala betina. Para imam akan mengorbankan seekor kambing, untuk kesuburan, dan seekor anjing, untuk pemurnian.
Mereka kemudian akan melucuti kulit kambing, mencelupkannya ke dalam darah korban dan turun ke jalan, dengan lembut menampar wanita, dan tanaman di ladang dengan kulit kambing.

Baca juga: Jarang Diketahui, Manfaat dan Cara Mengelola Tanaman Pakis

Wanita Romawi yang diperlakukan seperti itu justru tidak takut malah menyambut sentuhan tamparan kulit kambing itu. Hal tersebut diyakini membuat mereka sang wanita lebih subur di tahun mendatang.
Kemudian pada hari itu, menurut legenda, semua wanita muda di kota akan menempatkan nama mereka di guci besar.

Bujangan kota masing-masing akan memilih nama dan menjadi dipasangkan untuk tahun ini dengan wanita pilihannya. Tradisi ini sering berakhir dengan pernikahan.
Sementara itu, di era Victoria, dan memasuki abad ke-20, para pasangan kekasih bertukar kartu renda yang rumit pada Hari Valentine, mengekspresikan cinta mereka dengan puisi. Meskipun Hari Valentine dapat ditelusuri sejarahnya sampai ke Roma kuno, orang-orang Victorialah yang sebenarnya pada awalnya memberikan sentuhan romantis pada hari valentine ini.

Hari Valentine menjadi sangat populer di era Victoria, bahkan operator pos menerima tunjangan makanan khusus pada hari Valentine untuk menjaga diri mereka tetap dapat bekerja selama hiruk-pikuk pengiriman paket dan ucapan hari Valentine menjelang 14 Februari.

Baca juga: Begini Kondisinya Indra Bekti Membaca Doa Naik Kendaraan, Sang Istri Bertanya

Selain Di Amerika Serikat, Hari Valentine dirayakan di Kanada, Meksiko, Inggris, Prancis dan Australia. Di Inggris, Hari Valentine mulai populer dirayakan sekitar abad ke-17.
Pada pertengahan abad ke-18, adalah umum bagi teman dan para sepasang kekasih semua kelas sosial untuk bertukar hadiah kecil sebagai kasih sayang atau catatan tulisan tangan, dan pada tahun 1900 kartu cetak mulai menggantikan surat tertulis.

Kartu siap pakai adalah cara mudah bagi orang untuk mengekspresikan emosi mereka di saat ekspresi langsung sulit untuk dilakukan oleh seseorang. Sejak tradisi ini terus dirayakan, tarif ongkos kirim yang lebih murah juga berkontribusi pada peningkatan popularitas pengiriman ucapan Hari Valentine.
Orang Amerika mungkin mulai bertukar valentine buatan tangan di awal 1700-an. Pada 1840-an, Esther A. Howland mulai menjual valentine pertama yang diproduksi secara massal di Amerika.

Howland, yang dikenal sebagai "Mother of the Valentine," membuat kreasi rumit dengan renda nyata, pita dan gambar berwarna-warni yang dikenal sebagai "memo." Hari ini, menurut Asosiasi Kartu Ucapan, diperkirakan 145 juta kartu.*rin

Baca juga: Buah Yang Tercantum Pada Al-Quran, Inilah Manfaat Buah Tin


Editor: Ririn
    Bagikan  

Berita Terkait