DEPOSTJOGJA – Kebudayaan, kuliner bahkan sejarah selalu melekat di masyarakat Indonesia. Meskipun masyarakat indonesia memiliki kepercayaan yang berbeda. Dari perbedaan itulah yang membuat Indonesia kaya akan kebudayaannya.
Salah satunya DIY memiliki banyak tradisi yang bahkan sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Upacara Labuhan. Disetiap daerah yang ada di Indonesia pastinya memiliki tradisi masing-masing.
Namun, tradisi labuhan ini jarang diketahui orang banyak. Alasannya karena tradisi ini digelar setiap delapan tahun. Setiap tradisi atau upacara tertentu pastinya memiliki tujuan yang berbeda.
Seperti upacara labuhan, masyarakat sekitar menyakini bahwa dengan melakukan upacara labuhan akan memberikan keselamatan, kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa lokasi yang dijadikan sebagai tempat digelarnya upacara labuhan karena masing-masing tempat memiliki latar belakang tersendiri.
Baca juga: Minuman Khas Yogyakarta Wedang Ronde dengan Kehangatan Jahe
Baca juga: Jogja Bay Waterpark, Complete Water Rides Tour in Yogyakarta
Biasanya upacara dilakukan di empat tempat. Keempat tempat tersebut adalah Dlepih yang berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, yang kedua Parangtritis yang berada di sebelah selatan yogyakarta, puncak gunung lawu dan puncak gunung merapi.
Empat lokasi tersebut di pilih berdasarkan pertimbangan bahwa tempat-tempat tersebut pada dulunya digunakan oleh para raja kerajaan mataram untuk berhubungan dengan roh halus.
Upacara ini tentunya bersifat religius dan dilakukan secara resmi dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Dan labuhan sendiri berasal dari kata labuh yang memiliki arti membuang sesuatu ke dalam air.
Upacara ini hampir sama dengan upacara petik laut di Jawa Timur. Dalam upacara ini menggunakan sesaji yang akan dihanyutkan di air. (PUT)
Baca juga: Tarian Jawa Klasik Yogyakarta Sebagai Penyambutan Tamu Kehormatan Kraton
Baca juga: Gudeg Jogja Makanan Khas Yogyakarta yang Memanjakan Lidah