DEPOSTJOGJA,- Bapaknya Ririn semakin gusar dan semakin ketakutan. Katanya, jika Ririn tidak segera ada yang menolongnya dalam kurun waktu 7 hari, maka akan segera mati. Harus ada yang melepaskannya dari mantel itu agar Ririn bisa selamat.
Rombongan pencari Pocong Ririn bingung untuk memulai pencarian darimana. Jin penguasa Gunung Salak tidak ingin memberitahukan keberadaan pocong Ririn. Tidak menyerah begitu saja, mereka memutuskan untuk minta tolong ke para ustadz dan kyai. Tujuannya untuk membantu mencari keberadaan Ririn.
Lalu, ada beberapa laporan kalau di satu desa di Sukabumi ada pocong yang sering berkeliling meminta tolong. Selama pencarian, Aria yang merupakan warga local, menjadi penunjuk jalan. Mereka pun bergegas ke desa tersebut.
Malam pertama hingga malam keenam, pencarian tidak membuahkan hasil sama sekali. Tiap kali mendatangi desa yang katanya ada pocong, selalu tidak ada. Kadang hanya ada samar-samar suara tangis, tapi pocong Ririn tidak nongol.
Hingga di hari ketujuh, terdengar kabar di suatu desa ada pocong yang menangis di atas rumah warga. Karena sudah hari terakhir, mereka bergegas ke rumah tersebut. Ternyata, benar saja, Pocong Ririn sedang menangis di atas genteng sambil meminta pertolongan. Warga sekitar yang ketakutan sama sekali tidak berani untuk menolong Ririn.
Baca juga: Baca Bagian 4 “Kisah Pocong Ririn”, Jejak Misteri Tahun 2008
Ritual pun dimulai, mantra dan doa dibacakan. Orang pintar dengan bantuan ustadz setempat berusaha menangkap Pocong Ririn. Ketika orang pintar sudah naik ke genting dan hampir mendekap pocong Ririn, tiba-tiba mendadak hilang. Terus begitu, hingga orang pintar kelelahan.
Sampai pada akhirnya, orang pintar menyiapkan jaring tak kasat mata. Dari bawah genting, dia melemparkan jaringnya. Awalnya tidak membuahkan hasil, namun dengan bantuan ustadz dengan doa dan mantra, akhirnya pocong Ririn berhasil kena jaring.
Dengan susah payah dan usaha semaksimal mungkin, orang pintar menarik pocong Ririn ke bawah. Setelah sampai di bawah, Pocong Ririn didekap dengan erat dan berusaha melepaskan kain kafannya. Setelah kain kafan terlepas, kain tersebut akhirnya berubah jadi mantel lagi.
Akhirnya tubuh Ririn kembali dan terkulai lemas di tanah dengan keadaan telanjang dengan beberapa luka di badannya. Badannya yang berisi sekarang menjadi kurus seperti kurang gizi. Ririn yang selama seminggu terperangkap mantel maut tanpa makan dan minum terkulai lemah dan lunglai tak berdaya. Aroma bau busuk menyeruak menusuk hidung. Aria dan rombongan pencari Ririn sampai mau muntah.
Setelah mantelnya dilepas, mantel itu pun dibakar dengan disertai doa. Ririn pun dibawa ke rumah sakit dan menjalani perawatan selama 4 hari. Aria masih setia menjaga Ririn selama di rumah sakit. Karena jin penguasa tambang masih berkeliaran dan takut akan membalaskan dendamnya pada keluarga Ririn.
Baca juga: Penggemar Girls Generation Jangan Sampai Lewatkan, Girls Are Back!
Setelah Ririn dinyatakan sehat, keluarga Ririn akhirnya kembali ke Jakarta. Aria pun merasa lega akhirnya urusan pocong Ririn selesai. Tapi, Aria ternyata salah besar!
Ririn ternyata masih ada dalam penguasaan jin penguasa tambang. Ia tidak rela karena mantel yang sudah jadi sarangnya dibakar habis. Ia mengutuk bapak Ririn untuk membelikan mantel yang sama persis dengan mantel sebelumnya. Kalau tidak mengikuti keinginannya, Ririn selamanya akan terus diganggu. Bahkan, buruknya Ririn bisa saja meninggal.
Beberapa hari setelah kembali ke Jakarta, Aria mendapat telpon dari Ririn. Ririn minta Aria main ke rumah Ririn di Jakarta. Namun Aria tidak menyanggupi karena belum masuk liburan sekolah.
Keesokan harinya, Bapaknya Ririn menelepon Aria. Ia mengatakan akan mengurus semua yang Aria butuhkan untuk pergi ke Jakarta. Dari uang transport hingga izin ke sekolah.
Aria pun akhirnya tiba di Jakarta. Ririn terus meminta Aria untuk menginap saja di rumahnya. Aria yang ingin menikmati kemewahan di rumah Ririn pun akhirnya memutuskan untuk menginap.
Malam itu Aria belum tertidur, ia tengah bersantai sambil menonton TV di ruang tengah. Tiba-tiba saja mendapat telepon dari teman ceweknya Ririn.
“Aria bener di Jakarta dan nginap di rumah Ririn?” ucapnya di telpon.
“Iya, benar. Kenapa?” Jawab Aria.
“Aku sebenarnya ingin menemani Ririn. Tapi aku takut, soalnya Ririn kalau tengah malam berubah jadi pocong lagi,” kata temannya Ririn.
Bagaimana kelanjutannya? Tunggu di “Kisah Pocong Ririn” bagian 6.* (sumber: Twitter @arangga_aria / PARISAINI R ZIDANIA)
(Tulisan di atas belum dipastikan kebenarannya. Pembaca agar dapat mengambil hikmah dari semua kejadian. Dimohon tidak mengikuti hal yang menyebabkan sesat dan menimbulkan kerugian.)
Baca juga: Baca Bagian 3 “Kisah Pocong Ririn”, Jejak Misteri Tahun 2008