DEPOSTJOGJA,- “Kamu yakin mau pergi ke ibu kota, Sri? Kenapa nggak nyari sekitaran sini, yang deket aja dulu, kali aja tenaga kamu dibutuhkan.” Sri terdiam, butuh beberapa saat untuk mencerna kalimat bapaknya.
“Kerja apa pak di sini? Saya itu kan cuma lulusan SD,” jawab Sri sambil menghela nafas.
“Kalau kamu berangkat, bagaimana nasib bapak? Siapa yang akan merawat bapak, Sri?” jawab bapak.
“Sri paham pak, tapi kalau Sri tidak cari kerja, bagaimana cara Sri bisa menghasilkan uang?” balasnya.
Ilustrasi.* (FOTO: Pinterest)
Sore itu, matahari mulai terbenam. Tidak lama, ada seseorang yang mengetuk pintu gubuk rumah Sri. Bu Menik, tetangga yang paling “berada” di kampung itu. Kedatangannya untuk mengabarkan bahwa ada seseorang penelpon dari Griya Zainah, salah satu penyalur pembantu yang tempo hari dihubungi oleh Sri untuk melamar pekerjaan.
Sri pun bersiap. Di kampung itu, memang hanya Bu Menik yang punya telepon. Karena itu, banyak warga yang meminta tolong kepada beliau, termasuk Sri.
Sri menjawab telepon dan menyampaikan kesiapannya. Sri pun diminta datang esok hari ke rumah si penyalur pembantu tersebut. Sementara waktu, Sri menunda keberangkatannya. Sri berharap bila memang ada rezekinya tidak jauh dari tempat tinggal, Sri akan menyanggupinya. Mengingat bapak sudah tua. Sri juga tidak ingin jauh dari anak semata wayangnya.
Bagi Sri, ia harus mencari uang untuk menopang kebutuhan yang kian hari semakin melejit. Sri akhirnya nekat melamar jadi pembantu di rumah orang yang mampu. Langit masih begitu gelap, namun Sri begitu antusias. Meskipun ia janjian datang pukul 8, ia sudah bergegas keluar rumah saat fajar pertama menyingsing tinggi.
Sri harus naik angkutan kota, kampungnya ada di pinggiran. Butuh waktu satu setengah jam untuk sampai ke kota. Tibalah Sri di depan rumah besar itu. Meski dalam bentuk rumah, namun si pemilik sudah sangat terkenal sebagai agen penyalur tenaga kerja jasa pembantu rumah tangga.
Sri baru saja tiba, ia melihat ada banyak orang yang sudah menunggu. Sri ternyata bukan satu-satunya yang datang. Setelah menunggu, akhirnya nama Sri dipanggil. Sri masuk ke sebuah ruangan kecil untuk melihat si pemilik agen penyalur. Ia menjelaskan bahwa kemungkinan ia butuh jasa PRT untuk satu keluarga. Namun harus seleksi terlebih dahulu dan siang ini keluarga itu akan datang.
Sebelum keluarga itu datang, si pemilik jasa bertanya yang membuat Sri curiga.
“Sri, kamu benar lahir Jumat Kliwon?” tanyanya .
Sri yang mendengar pertanyaan itu awalnya kaget. Dengan gagap, Sri menjawab bahwa benar ia lahir di hari Kliwon namun ia tidak tahu bahwa itu adalah hari Jumat.
Bagaimanakah kelanjutan kisah Sri? Lalu, apakah maksud dari sang penyalur itu menanyakan hari lahir Sri?* (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)