DEPOSTJOGJA - Siapa sangka di balik semerbak parfum tersembunyi perasaan tertekan. Ya, pakai parfum secara berlebihan bisa jadi tanda depresi.
Untuk aktivitas sehari-hari, parfum atau jenis wewangian lainnya diandalkan untuk menambah keharuman tubuh. Namun, jika pemakaian parfum tersebut berlebihan, siapa sangka di balik semerbaknya terdapat tanda perasaan tertekan atau depresi di sana.
Faktanya, parfum tak hanya digunakan sebagai pengharum tubuh, tetapi mungkin juga aroma identitas pemakainya, baik pria maupun wanita. Nah, menurut sebuah penelitian, orang yang menyemprotkan parfum di tubuhnya terlalu berlebihan, ada kemungkinan ia tak sadar bahwa dirinya tengah dilanda depresi.
KAITAN ANTARA PEMAKAI PARFUM DAN DEPRESI
Pertama-tama, ketahuilah bahwa depresi merupakan suatu gangguan mental yang sering disepelekan. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, depresi bisa berujung pada menyakiti diri, hingga percobaan bunuh diri. Cara paling efektif untuk mengatasi depresi adalah diagnosis tahap awal, sehingga penderita bisa mendapat terapi yang tepat agar tak berujung pada bunuh diri.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Tel Aviv, Israel, menunjukkan adanya hubungan antara depresi dan kelenjar penciuman. Penelitian yang diterbitkan di jurnal “Arthritis and Rheumatism” ini memperlihatkan penurunan fungsi indra pencium pada wanita, sehingga membuat mereka menyemprotkan parfum lebih banyak.
Wanita yang depresi juga mengalami penurunan berat badan. Ketika indra pencium mengalami penurunan fungsi, mereka juga akan mengalami penurunan nafsu makan.
Depresi juga dipercaya memiliki akar biologis dan mungkin merupakan respons sistem kekebalan tubuh akan isyarat fisiologi tertentu. Banyak pasien dengan penyakit autoimun seperti lupus juga mengalami depresi. Depresi di sini bukan hanya karena perasaan emosional akibat memiliki penyakit, tetapi juga disebabkan oleh penyebab biologis.
Baca juga: Resep Makanan Enak Tex-Mex Chiken Meatballs untuk Menu Diet
DEPRESI BISA BERAKAR DARI PSIKOLOGI