Hasilkan Rekomendasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dunia dalam CONNECTI:CITY 2022

News —Sabtu, 2 Apr 2022 09:56
    Bagikan  
Hasilkan Rekomendasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dunia dalam CONNECTI:CITY 2022
Presidensi G-20 : CONNECTI:CITY 2022 Hasilkan Rekomendasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dunia.* (FOTO: Biro Adpim Jabar)


DEPOSTJOGJA,-  Sebelum pandemi, sektor ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun. Namun karena adanya pandemi, hal tersebut sempat terhambat. Meski demikian, ketangguhan pelaku ekonomi kreatif selama masa-masa yang penuh tantangan ini patut diakui. Karena mereka, ekonomi kreatif mempercepat pemulihan ekonomi.  Demikian dikemukakan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Tanoesoedibjo yang hadir secara daring dalam konferensi CONNECTI:CITY 2022 Senin (14/3/2022).

Diketahui, konferensi internasional ini dihadiri 18 pembicara luar negeri, juga mengundang 14 pembicara dalam negeri yang merupakan pakar di bidang ekonomi kreatif, serta dukungan dari British Council Inggris dan Indonesia Creative Cities Network (ICCN).

Menurut Angela, selama bertahun-tahun, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif, termasuk pada agenda komunitas internasional. Pada 2018, Indonesia berhasil meluncurkan World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Internasional Ekonomi Kreatif di Bali. Kemudian, pada Sidang Umum PBB ke-74, 2021 di mana dideklarasikan sebagai International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021.  Selanjutnya WCCE kedua digelar di Dubai pada 2020 yang mendukung ekonomi kreatif berkelanjutan, supply chain, adaptasi teknologi, dan inklusivitas bagi perempuan dan pemuda.

"Kami rasa ini adalah saat yang tepat bagi Indonesia untuk membawa pulang WCCE di lokasi acara G20 Indonesia, di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah WCCE ketiga di Bali pada Oktober 2022 dengan tema Implicitly Creative Global Recovery,” ucapnya.

Dari agenda tersebut, menurut Angela, diharapkan dapat memperoleh resolusi dalam mendukung pengembangan industri ekonomi kreatif sebagai pilar ekonomi pascapandemi.

“Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri ekonomi kreatif. Saya yakin melalui kegiatan ini, kita bisa menghasilkan hasil nyata untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dan mencapai tujuan yang berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menuturkan, G20 yang mencakup pemulihan bersama melalui tiga pilar utama, menguatkan betapa pentingnya budaya dan ekonomi kreatif.  Pihaknya sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan ekonomi kreatif selama masa pandemi.

“Pemerintah Republik Indonesia telah memelopori begitu banyak inisiatif di sektor ekonomi kreatif.  Saya senang Inggris dan Indonesia telah bekerja sama sejak tahun 2012, dan kami telah bekerja sama di bidang ekonomi kreatif,” ucap Owen.

Baca juga: Saksikan Kelanjutan Drama Korea “Thirty Nine” Episode 11

Untuk diketahui, Indonesia dan Inggris melalui Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga Inggris, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia telah memiliki MoU. Kerja sama tersebut sangat sukses sehingga pada tahun 2021 MoU disepakati untuk diperpanjang selama lima tahun.

“Kami memiliki banyak kegiatan. Salah satunya kerja sama kami dengan Jawa Barat dalam pengembangan ekonomi kreatif dan ekosistem creative hub di Provinsi Jawa Barat,” katanya.

Menurut dia, selama dua tahun, melalui British Council, pihaknya telah mendukung pelatihan untuk creative hub di tujuh wilayah kota di Jawa Barat. Tahun ini pun pihaknya terus memberikan dukungan tersebut.

“Dengan momentum G20, kami berharap dapat mempromosikan potensi ekonomi kreatif sebagai sektor yang menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan dan mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi,” tuturnya.

Ekraf Jawa Barat

Ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Untuk itu, pengembangan ekraf menjadi penting dalam menopang ekonomi kota-kota di dunia.  Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja dalam acara CONNECTI:CITY 2022 di Museum Konferensi Asia-Afrika (MKAA), Kota Bandung, Senin (14/03/2022). 

“Salah satu yang bertahan dan berkontribusi di masa pandemi COVID-19 adalah dari ekonomi kreatif. Oleh karena itu, kalau kita bicara tema tahun ini, salah satunya bagaimana supaya ekonomi dunia ini tetap bertahan,” kata Setiawan.

CONNECTI:CITY 2022 merupakan rangkaian dari Road to Presidensi G20 yang mengambil tema besar “Recover Together – Recover Stronger”.  CONNECTI:CITY merupakan konferensi internasional terkait ekonomi kreatif dalam rangka mendukung Presidensi G20, dan sebagai side event U20. Adapun tema yang diusung adalah “People and the Next Economy – Recovering Together."  Acara serupa pernah dilaksanakan pada tahun 2019 dan 2021 yang diikuti lebih dari 500 peserta.  Kegiatan ini dilakukan secara hibrida dan dihadiri oleh 22 pembicara internasional dan 16 pembicara nasional. Acara ini juga mendapat dukungan internasional dari British Council (Inggris).

Adapun tujuan CONNECTI:CITY 2022 memperingati momentum solidaritas Asia Afrika, dan arsip Konferensi Asia Afrika sebagai warisan dunia dengan pengembangan jejaring ekonomi kreatif nasional dan internasional dalam upaya pemulihan ekonomi. Selain itu dilakukan kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dalam pengembangan kota kreatif dan ekonomi kreatif berupa dukungan promosi, inovasi, dan kapasitas pelaku usaha kreatif Jawa Barat untuk go international melalui event G20 Indonesia 2022.

Hasil CONNECTI:CITY 2022 ini diharapkan terbentuk jejaring, kerja sama, sinergi dan kolaborasi ekonomi kreatif Jabar secara nasional, maupun internasional, dan disampaikan rekomendasi pengembangan ekonomi kreatif terutama untuk negara-negara di bagian selatan dunia (global south) kepada Sherpa G20.

Baca juga: Meksiko dan Amerika Lolos Piala Dunia 2022

Setiawan menyampaikan, output dari webinar CONNECTI:CITY ini akan berupa rekomendasi terkait pengembangan ekraf yang akan disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada forum G20. Ekraf yang dibahas pada CONNECTI:CITY, kata Setiawan, meliputi 17 subsektor, di antaranya digitalisasi, desain, seni kriya, fashion, kuliner, sampai film.

“Harapannya, rekomendasi yang telah kita diskusikan didengar dan akan menjadi policy dunia, karena G20 ini akan menjadi policy dunia. Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu andalan untuk tetap survive dari sistem perekonomian di sebuah kota,” harapnya.

Sebagai contoh pentingnya pengembangan ekraf, Setiawan melaporkan bahwa tiga subsektor ekraf di Jabar adalah industri kerajinan 27,1 persen, industri kuliner 26,4 persen, dan industri fashion 16,7 persen. Jabar juga memiliki jumlah perusahaan startup terbesar kedua di Indonesia. Apalagi Kota Bandung memiliki distribusi developer dan publisher video game tertinggi dibandingkan kota lain di Indonesia, dengan kontribusi mencapai angka 15,71 persen.

Diskusi panel

Head of Project GIZ Angelika Frei Oldenburg menyatakan bahwa sektor ekonomi kreatif menunjukkan pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya, bahkan ditengah krisis COVID-19.  Sektor ini masih mampu memberikan penghasilan tinggi bagi pelakunya, merekrut pekerja, bahkan bagi para pemula.

"Kami mulai menginfeksi (industri kreatif) pada 2018, berfokus pada pengembangan kapasitas pelaku dan memperkuat ekosistem di beberapa negara Afrika Selatan, Senegal, Kenya, Irak, dan Yordania dengan fokus pada animasi, musik dan mode," ujar Angelika.

Dengan munculmya pandemi COVID-19 kembali memukul industri kreatif binaan mereka, yang kehilangan pendapatan dari tahun ke tahun lebih dari 70 persen. Industri musik yang paling terasa dampaknya.

"Tak ada lagi pemasukan tetap, demikian pula industri gim dan desain digital," tuturnya.

Angelika berharap di masa depan akan ada internet murah dan teknologi digital yang mudah diakses sebagai bentuk bantuan bagi industri kreatif yang terdampak krisis. Peluang pasar pun harus kembali dibuka antar negara peserta G20.

Fellow, Indian Council for Research on International Economic Relations (ICRIER) Prateek Kukreja mengatakan bahwa industri kreatif India merekrut 14 persen tenaga kerja di negaranya dengan pangsa pasar mencapai USD 36 miliar.

"Musik dan Bollywood menjadi bentuk industri kreatif terbesar di India, kemudian wisata spiritual dan beberapa bangunan menjadi wisata dunia yang diakui UNESCO. Namun kini defisit sekitar 14,3 miliar Dollar AS," kata Prateek.

Baca juga: Belum Terpecahkan, Kasus Akseyna Ahad Dori

Menurutnya sangat penting bagi Indonesia dan India untuk membawa isu pemulihan ekonomi kreatif ke Presidensi G20.

"Sekarang waktu yang tepat untuk mendorong recovery industri kreatif menjadi prioritas Presidensi G20," ujar Prateek.

Cities of Music Coordinator UNESCO Creative Cities Network (UCCN) Reiner Kern, mendukung pernyataan dua panelis tersebut. Menurut Reiner sangat realistis membawa masalah ini di G20 untuk memulihkan sektor ekonomi kreatif.

"Pengembangan kapasitas pelaku kreatif juga harus diperhatikan. Di sisi lain, keberpihakan pemerintah setempat juga harus menjadi perhatian dengan memberi dukungan pada pengembangan kota kreatif, seperti Bandung," tutur Reiner.

Deputi Bidang Kerja Sama Stretegis, Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Dwinita Larasati mengatakan, “Di Indonesia, ekonomi kreatif mendapatkan momentum terutama sejak tahun lalu ketika Indonesia memulai dorongan untuk menciptakan lebih banyak platform kreatif.  Ekonomi kreatif memberi peluang keuntungan yang potensial yang sama bagi siapa saja untuk bekerja tanpa menghentikan pekerjaan lainnya.”

President Grand Paris Alliance, Fellow of the Global Solutions Initiative Nicolas J.A. Buchoud menegaskan perlunya kementerian yang khusus membawahi industri ekonomi kreatif di negara-negara G20.

"Siapa di pemerintahan atau pemda yang bertanggung jawab, menginformasikan dan mendukung sektor kreatif, serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak," jelas Nicolas.

Ia juga berharap hak-hak dasar pelaku kreatif seperti hak kekayaan intelektual semakin diperhatikan, terutama di masa revolusi digital.

Rekomendasi Pengembangan Ekraf Pascakrisis

CONNECTI:CITY 2022 menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi upaya pengembangan ekonomi kreatif pascakrisis akibat pandemi COVID-19. Demikian terungkap dalam penutupan CONNECTI:CITY "People and the next  Ekonomi-Recovering Together” di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (15/03/2022). CONNECTI:CITY 2022 sendiri berlangsung 14-15 Maret 2022 merupakan rangkaian dari Road to Presidensi G20 yang berfokus pada agenda menguatkan sektor ekonomi kreatif.

Rekomendasi disampaikan Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang kemudian menutup konferensi. Hasilnya sejalan dengan tiga agenda utama Presidensi G20, yakni kesehatan yang inklusif, transformasi digital ekonomi dan transisi sinergi.  Setiap kota atau provinsi mempunyai kebijakan ekonomi kreatif yang terstruktur agar pengembangannya terkoordinasi dengan baik.

Baca juga: Ini Para Aktor yang Hadir dalam Pernikahan Hyun Bin dan Son Ye Jin, Dari Jung Hae In Hingga Ha Ji Won

"Dalam kegiatan ini juga (dihasilkan rerkomendasi terkait) isu global warming, pandemi, teknologi digital, dan lain- lain,” ujar Ridwan Kamil.

Adapun rekomendasi yang dihasilkan yakni, pertama, melibatkan pelaku ekonomi informal khususnya UMKM sebagai motor utama penggerak ekonomi kreatif. Kedua, pengembangan ekonomi kreatif memiliki standar yang jelas, maka diperlukan adanya indeks kota kreatif.  Ketiga, tranformasi digital juga harus menjadi bagian dari pengembangan ekonomi kreatif seperti yang telah menjadi agenda utama G20. Keempat, membuat indeks kota kreatif. Kelima, tranformasi digital. Keenam, ekonomi sirkular. Ketujuh, mengenai kearifan  lokal sebagai identitas budaya Indonesia.

Sejumlah rekomendasi ini nantinya akan disampaikan oleh Gubernur Ridwan Kamil dalam Presidensi G20 pada Agustus mendatang.  Diharapkan dapat menjadi regulasi global pengembangan ekonomi kreatif Indonesia dan dunia.

Hasil CONNECTI:CITY 2022 terbentuk jejaring, kerja sama, sinergi dan kolaborasi ekonomi kreatif Jabar secara nasional maupun internasional, serta rekomendasi pengembangan ekonomi kreatif terutama untuk negara-negara di bagian selatan dunia (global south) kepada Sherpa G20 Indonesia 2022.

Sebagai provinsi  yang terpilih menjadi tuan rumah dalam rangkaian forum G20 Jawa Barat diberi tanggung jawab tiga agenda, yaitu Urban 20 (U20), Think 20 (T20), dan Youth 20 (Y20).* (bersumber dari siaran pers/TISHA S. KANILAH)

Baca juga: Presidensi G-20, Maudy Ayunda Ditunjuk Sebagai Jubir

 

Editor: Zizi
    Bagikan  

Berita Terkait