Oleh: Amir Machmud NS
DI RUANG PURBA
terpekur dalam hening sejuta rasa
di pelataran hijau Candi Sambisari
kudengar percakapan-percakapan
: dan aku tersedot ke ruang purba
menjelajahi konfigurasi tanpa tepi
selapang itukah taman nirwana
selonggar itu napas kulepas
sesegar itu udara kuhirup
sesejuk itu angin kucecap
seelok itu langit kutatap
kusapa semua dengan lega luar biasa
hening yang membahagiakan
senyap yang memabukkan
: aku makin tersedot ke bening swarga
menatap mata-mata yang lembut
menemui wajah-wajah asih
bercengkerama dengan hati-hati bersih
: aku enggan kembali ke kegaduhan fana.
(22-03-2021)
LALU BAYANGKANLAH MALAM
lalu bayangkanlah malam
menimbun ribuan kisah
tak satu pun tak kusimak
lalu hidangkanlah sejarah
sambung-menyambung peradaban
tak sehelai lontar pun tak kunyanyikan
dalam ronta kekaguman
zaman demi zaman menyimpan
seteguk para maharaja bersulang
seteguk pula empu-empu menahan
dalam tirakat karya cipta
tak cuma ceritera malam
setiap tiba terang
dalam musim tak berbilang
mahakarya tegak dalam wujudnya
mereka menera jiwa
dengan warisan makna.
(24-03-2021)
Baca juga: Resep Minuman Segar Manis Buko Pandan
Baca juga: Terlalu Pendiam? Tidak Ada yang Memberi Semangat
Baca juga: Kisah Mistis Terowongan Casablanca Berasal Dari Kuburan Massal
MEMBERSIT HADIR DEWI TARA
kopi sesempurna ini melengkapi
narasi kita rentang candi
betapa puitis malam
bertabur diksi melayang-layang di udara sunyi
atau ia hanya lewat dengan kepul wangi
sesaat saja
lalu menguap ke bebatu candi?
dari seduh ke seduh
tertiup aroma narasi malam
membersit hadir Dewi Tara
karismanya tak terkata
jelitanya tak terwarta
di secangkir wangi sepintas kubayangkan
melenggok dalam bait-bait yang kurakit
: kupikir ia sedang turun ke bumi
menyiangi kehidupan
dengan bijak sajak-sajak.
(2021)
-- Puisi-puisi di atas merupakan bagian dari antologi Dari Peradaban Gunadarma, karya terbaru Amir Machmud NS pada 2021. Penyair dan wartawan yang tinggal di Semarang ini juga telah menerbitkan Tembang Kegelisahan (2020), Percakapan dengan Candi (2021), Kematian, Setiap Kali (2021).
Puisi-puisi penulis 21 buku jurnalistik, biografi tokoh, dan sastra ini tersebar di banyak media dan antologi bersama.
Baca juga: Terlalu Pendiam? Tidak Ada yang Memberi Semangat
Baca juga: Merasa Sedang Sedih? Pahami Kondisi Ini