Yogyakarta, Depostjogja
Banyak orang mempercayai bahawa kerokan dapat menyembuhkan atau menhilangkan masuk angin, tapi kerokan menyebabkan pembuluh darah pecah.
Kebanyakan orang Indonesia, jika mengalami masuk angin, biasanya akan diatasi dengan kerokan. Kerokan sendiri dikenal sebagai terapi pengobatan alternatif dengan menggosok atau menekan bagian permukaan tubuh, yang dipercaya bisa 'mengeluarkan' angin.
Faktanya, metode menggosok dan menekan permukaan tubuh ini malah menyebabkan nyeri pada kulit. Warna kulit yang berubah setelah dikerok adalah tanda bawa pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit pecah. Sebetulnya ini membahayakan, karena ketika pembuluh darah pecah, maka dapat menjadi sarang kuman dan bisa menyebabkan infeksi lokal atau kondisi lebih berat karena kuman terbawa aliran pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.
BACA JUGA: Jadwal Lengkap Big Match Perempatfinal EURO 2020
Penyebab dan Gejala Masuk Angin
Sama halnya jika kamu terserang penyakit flu, gejala yang sering kamu rasakan mulai dari badan demam dan lelah, bahu terasa keras ketika ditekan, kepala pusing, hidung tersumbat, perut kembung, mual, batuk, hingga radang tenggorokan. Para pakar kesehatan beranggapan bahwa penyakit ini adalah gejala datangnya flu, meski masyarakat ternyata memberikan perbedaan di antara keduanya.
Selain seringnya berinteraksi di luar rumah, penyakit masuk angin juga bisa disebabkan karena kebiasaan buruk, seperti sering begadang dan tidur larut malam, pola makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan perut mudah kembung, terlalu banyak asupan kafein, dan sering merokok. Tanpa disadari, kebiasaan buruk inilah yang membuat kamu lebih rentan terserang masuk angin.