YOGYAKARTA, DEPOSTJOGJA
Oleh: Amir Machmud NS
Terbilang jarang pemain dengan gelombang karier ala roller coaster seperti Romelu Menama Lukaku Bolingeli. Perjalanan profesionalnya panjang dan melelahkan. Dari Anderlecht, Chelsea, dipinjamkan West Bromwich Albion, beralih ke Everton, Manchester United, menjadi pemain pinjaman Internazionale Milan, dipermanenkan, lalu balik berlabiuh kembali ke Chelsea.
Hidupnya warna-warni: diimpikan, didatangkan, lalu berujung peminjaman, dan akhirnya kembali diimpikan. Dan kini, Lukaku siap melukai klub mana pun.
Pelatih Jose Mourinho yang pernah underestimate pun patut “malu” karena tak memercayainya ketika berkolaborasi di Chelsea, lalu berlanjut di MU. Ole Gunnar Solskjaer juga tidak punya chemistry untuk membangkitkan seluruh potensi terbaik si gempal asal Belgia itu.
Baru di tangan Antonio Conte, pemain 28 tahun itu berhasil dibangkitkan sebagai “Dewa Milan”. Kiprahnya dalam masa peminjaman dan setelah dipermanenkan betul-betul menunjukkan Lukaku bukan sembarang penyerang. Produktif, dan oportunistik.
Dia berkemampuan memanfaatkan peluang dari sudut-sudut tak terduga. Berbeda dari performanya di MU. Dulu ia bahkan diledek sebagai pemain yang “tak bisa berlari”. Di tim nasional Belgia, pelatih Roberto Martinez memercayai penuh pemain berdarah Zaire ini menjadi salah satu ikon kesuburan.
Baca juga: Salesman Hebat (3), Mau Survive dan Income Tinggi di Era Pandemi?
Maka ketika Roman Abramovich, pemilik Chelsea mengirim utusan khusus ke Milan dengan target operasi membawa pulang Romelu Lukaku, inilah sesungguhnya momen pengakuan dan “rasa bersalah” The Blues. Mereka butuh jasa Lukaku, ketika para penyerang seperti Timo Werner, Tammy Abraham, dan Kai Havertz belum memenuhi ekspektasi sebagai klub peraih trofi Liga Champions 2021. Dengan banderol Rp 1,9 triliun, Lukaku menjadi pemain termahal Liga Primer.
Pelatih Thomas Tuschel kini punya alternatif lebih banyak dengan starter penyerang yang sudah pasti. Hanya, pastilah akan ada yang secara otomatis tersisih dari skema starting eleven, karena satu tempat sudah disegel oleh “Sang Dewa”.
BAGAI YOYO
Naik - turun perjalanan karier bisa menghinggapi pemain mana pun. Kita, misalnya, menyimak kisah Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele di Barcelona, Gareth Bale di Real Madrid, Thiago Alcantara dan Xherdan Shakiri di Liverpool, atau Paul Pogba di MU.
Kurang terangkah cahaya mereka? Nyatanya, ada saja yang menjadi penghalang untuk tampil sempurna. Coutinho yang demikian cemerlang di Liverpool malah praktis kehilangan tempat di Barca. Dembele lebih banyak berkutat dengan cedera, dan Pogba tidak selalu dipercaya menjadi opsi utama pada masa-masa Mourinho. Awal Liga Primer 2021-2022 ini tampaknya mengisyaratkan hari-hari cerah bagi Pogba, yang akhir pekan kemarin menjadi imspirator kemenangan MU atas Leeds Unted.
Baca juga: Drama Korea Police University Episode 2 Sub Indo,
Baca juga: Resep Kue Lava Cake Lumer Mudah dan Lezat
Baca juga: Drama Korea Hospital Playlist 2 Episode 8 Sub Indo, 5 Kisah Cinta Dokter
Hanya, rentetan titik persinggahan Romelu Lukaku-lah yang membedakan dengan mereka. Bagai ayunan yoyo, faktanya dia dipercaya dan tidak dipercaya, lalu dipercaya lagi. Kebangkitan seperti ini seperti menimbulkan kekhawatiran lain dalam hal konsistensi: jangan-jangan dia akan kembali melempem ketika comeback ke Stamford Bridge?
Bedanya, kini pemain yang juga dijuluki The Rocky itu sudah semakin matang. Dia mewujud sebagai striker yang bukan hanya punya seni eksekusi gol, tetapi juga pergerakan licin yang bertenaga. Tubuh besar tidak menghalangi kelincahannya melewati lawan. Setelah sukses di Liga Seri A, dia kembali ke Liga Primer yang pernah menimbulkan kenangan pahit. Di balik itu, bukankah dia sudah paham dengan karakter liga ini?
Persoalan lainnya, Lukaku termasuk tipe pemain yang membutuhkan kecocokan pendekatan pelatih. Di Inter, Antonio Conte mampu mengeksplorasi potensinya. Apakah Tuschel, yang juga berwatak sekeras Conte mampu membawa Lukaku ke puncak performa?
Baca juga: Menyambut Hut RI Ke-76, Simak Kata Kata Bijak Ir. Soekarno
Baca juga: Resep Makanan Nasi Tumpeng Gurih Untuk Kemerdekaan
Baca juga: Drama Korea The Devil Judge Episode 14 Sub Indo, Ga On Terlibat Dengan Bahaya
Dan, untuk sementara ini, di awal bergulirnya liga, gambaran tentang skema ideal Chelsea akan membawa kita pada imajinasi persaingan Liga Inggris yang semakin keras, dan Chelsea merupakan salah satu kandidat juara. Bukti kesuksesan di Liga Champions membawa nuansa konfidensi Chelsea sebagai kekuatan yang bakal bersaing dengan Mancheter City, Manchester Unted, dan Liverpool.
Dan, mampukah Lukaku mewujud sebagai “Dewa London”?
Dengan segala fakta atraktivitas, Liga Primer tampaknya bakal punya tambahan elemen daya tarik.
-- Amir Machmud NS, wartawan senior, kolumnis sepakbola, dan penulis buku.