Sunan Bonang, Mengulik Situs Pasujudan Sunan Bonang di Lasem-Rembang

Hiburan —Rabu, 23 Jun 2021 14:03
    Bagikan  
Sunan Bonang, Mengulik Situs Pasujudan Sunan Bonang di Lasem-Rembang
Image/Pinterest

Yogyakarta, Depostjogja 

Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim merupakan salah satu anggota dari wali songo sebagai penebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi.

Sunan Bonang lahir pada tahun 1465. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.

Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh agama yang menyebarkan ajarannya dengan menggunakan perangkat alat seni dan sastra. Konon katanya nama sunan bonang sendiri diambil dari penemunya yaitu gamelan dengan tonjolan di bagian tengah. Dari situlah julukan Sunan Bonang disematkan kepada Raden Makdum Ibrahim.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, makam sunan bonang berada di beberapa lokasi. Makam yang paling terkenal terletak di belakang masjid agung Tuban, makam yang kedua terletak di tambak kramat Pulau Bawean, dan yang terakhir terletak di sebuah bukit Kemuning di Desa Bonang Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang yang sekarang kerap disebut dengan Situs Pasujudan Sunan Bonang.

Situs pasujudan Sunan Bonang ini ditemukan di atas sebuah bukit yang terletak di tepi pantai Binangun yang termasuk wilayah Desa Bonang, Kecamatan Lasem. Ditempat itu terdapat bangunan yang berisi batu besar yang konon katanya digunakan Sholat dan tempat bersholawat oleh Sunan Bonang.

BACA JUGA: Air dan Dagan, Menggugah Kesadaran Menjaga Mata Air

Batu itulah yang kerap disebut sebagai Pasujudan Sunan Bonang. Pada batu tersebut terdapat bekas anggota badan yang diyakini masyarakat sebagai bekas anggota badan Sunan Bonang.

Di Situs Pasujudan Sunan Bonang juga terdapat makam Putri Cempo (Champa). Menurut kepercayaan masyarakat setempat Putri Chempo merupakan salah satu murid dari Sunan Bonang.

Tak hanya Situs Pasujudan Sunan Bonang, ada juga masjid peninggalan Sunan Bonang yang terletak tak jauh dari makam Sunan Bonang. Bicara soal peninggalan Sunan Bonang juga memiliki peninggalan berupa Bende Bicak.

Bande Becak berasal dari kata Bande yaitu alat dari gamelan (biasanya digunakan untuk mengumpulkan massa untuk kepentingan tertentu) dan Becak adalah nama seorang utusan Majapahit untuk menyampaikan suatu berita kepada Sunan Bonang. Menurut cerita rakyat setempat kala itu Sunan Bonang masih sholat dan berdzikir kepada Allah SWT maka Becak menunggu di depan rumah Sunan Bonang sambil menyanyi jawa namun Sunan Bonang tidak berkenan mendengar suara tersebut di tengah-tengah berdzikir kepada Allah SWT. Ketika salah seorang muridnya bertanya, suara apakah itu, maka Sunan Bonang menjawab bahwa itu adalah suara bende. Sabdanya itulah yang kemudian mengubah wujud Bicak menjadi sebuah bende. Bende tersebut dinamakan sebagai Bende Becak.

Editor: Putri
    Bagikan  

Berita Terkait