Suka Nyemil Buaya, Ini Fakta Ular Purba Terbesar di Dunia Titanoba

Pendidikan —Rabu, 28 Jul 2021 15:28
    Bagikan  
Suka Nyemil Buaya, Ini Fakta Ular Purba Terbesar di Dunia Titanoba
image/pinterest

YOGYAKARTA, DEPOSTJOGJA 

Sebuah reptile yang dikenal sebagai hewan terbesar di dunia dan bahkan dikabarkan suka nyemil buaya. Mungkin sudah tidak aneh bahwa anaconda merupakan ular yang besar. Hingga ular ini dijadikan bahan film horror atau action.

Perlu kamu ketahui ternyata ular anaconda bukanlah ular terbesar di dunia. Dengan sejarah yang ada pada masa purba, ada sebuah ular yang sangat besar hingga sering memakan buaya.



Ular ini dikenal dengan nama titanoba dan ada beberapa fakta mengenai titanoba. Simak berikut ini


Zaman kehidupan titanoba

Diperkirakan titanoba hidup setelah dinasourus punah terkena hantaman meteor. Pada zaman itu hewan-hewan mengalami evolusi bentuk hingga tidak jauh beda dengan hewan-hewan pada zaman sekarang.

Dilansir dari brilio.net, para peneliti menyakini bahwa ular raksasa ini hidup satu zaman dengan kura-kura Carbonemy, Hal ini dikarenakan fosil Carbonemy ditemukan di tambang batu bara di Cerrejon di Kolombia, tempat ditemukannya tulang-tulang Titanoboa.


Ukuran tubuh titanoba

Titanoba memiliki ukuran yang sangat besar dan diperkirakan panjang tubuhnya mencapai 15 meter dan ini hanya perkiraan saja bagaimana dengan kita melihat secara langsung mungkin tubuh kita akan menjadi santapan yang kecil bagi mereka.

Tidak hanya panjangnya ternyata bobot titanoba ketika dewasa mencapai satu ton lebih. Maka dari itu tidak heran jika buaya adalah makanannya.

BACA JUGA: Leo Messi, Mestinya Tanpa Aral...

Hidup di Lingkungan Lembab

Ular terbesar di dunia ini termasuk dalam golongan hewan berdarah dingin yang hidup lingkungan yang lembab. Pada saat itu suhu di Bumi panas akibat meteor yang menghantam bumi hingga suhunya 33 derajat celcius.

Temperatur di habitatnya kemungkinan 33 derajat Celcius, lebih tinggi dari masa sekarang yang 28 derajat Celcius. Suhu yang lebih hangat ini meningkatkan metabolisme hewan-hewan berjenis Poikiloterm (darah dingin). Itulah yang menyebabkan Titanoboa memiliki ukuran yang sangat besar. 



Penyebab kepunahannya

Hingga saat ini belum ada yang tahu pasti penyebab kepunhannya. Namun para peneliti menduga bahwa menurunnya suhu Bumi saat itu menjadi alasan utamanya. Ular tidak mampu untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri dan sangat bergantung dengan panas dari luar untuk bisa bertahan hidup. Ini karena sifatnya yang berdarah dingin, penurunan suhu global secara drastis menyebabkan proses metabolisme Totanoboa menjadi sulit.

Kondisi ini akhirnya membuat ular-ular besar seperti Titanoboa mati dan menyisakan ular-ular berukuran kecil. Dugaan lainnya adalah Titanoboa kehilangan hutan sebagai habitatnya yang membuat mereka punah.  (put)

Editor: Rere
    Bagikan  

Berita Terkait