BLORA, DEPOSTJOGJA
Makam Sunan Pojok terletak di pusat Kota Blora, tepatnya di sebelah selatan alun-alun Blora. Lokasi ini diperkirakan merupakan tempat awal pemerintahan Kabupaten Blora. Mungkin bagi anda sosok Sunan Pojok Jarang terdengar namun beliau adalah sosok fenomenal pada masa Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma, beliau menjadi Senopati unggulan dimasa Mataram Islam dimasa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Sunan Pojok Blora mempunyai empat nama atau sebutan, yaitu Mbah Benum, Syeh Abdurrohim, Pangeran Sedah, dan Pangeran Surobahu. Silsilah nya Mbah Benum Wali Sunan Pojok bin Pangeran Sedayu, bin Panembahan Marengat, bin Pangeran Singobarong (Pangeran Singobarong merupakan menantu Sunan Kudus / Pangeran Ja'far Sodik) Sunan Kudus bin Sunan Ngundung, bin Kholifah Husein, bin Raden Aryo Bariben (Raden Aryo Bariben merupakan menantu cucu nomer 13 Raden Brawijaya Raja Majapahit)
BACA JUGA: Enak Banget ! Resep Spicy Korean Chicken Super Garing
Syeh Abdurrahman memiliki nama kecil Pangeran Pojok atau Pangeran Surobahu. Setelah dewasa beliau diangkat sebagai panglima perang oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang memerintah Mataram Islam dari Tahun 1613-1645 M. Pangeran Surobahu mendapatkan dua tugas pokok dari Sultan Agung, yaitu mengamankan wilayah Pati, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan dari pengaruh kraman (pemberontakan) dan diajak untuk bersatu serta bersama-sama mengusir VOC Belanda di Batavia. Tugas kedua adalah menyiapkan dan melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia, dan mengorganisir para Adipati di wilayah pesisir Utara.
Atas prestasinya mengemban tugas menumpas para pemberontak serta berhasil mengusir VOC di Batavia maka Pangeran Surobahu diangkat menjadi Adipati Tuban bergelar Pangeran Sedah (1619M). Pangeran Sedah juga memimpin para Adipati di pesisir Utara dan berhasi mengusir VOC pada Tahun 1626M. Setelah menjadi Adipati Tuban selama kurang lebih 32 Tahun, Pangeran Sedah menyerahkan jabatannya kembali kepada Sultan Mataram saat itu, yaitu Amangkurat I atau Sunan Tegalarum di Kedaton Plered. Oleh Amangkurat I Jabatan Adipati Tuban diserahkan kepada Adipati Anom adik dari Pangeran Sedah. Dikarenakan Putra dari Pangeran Sedah masih sangat belia untuk menjadi seorang Adipati.
BACA JUGA: Fakta Menarik Kabupaten Rembang, Kabupaten Yang Menjadi Tempat Persinggahan Terakhir R.A KARTINI
Sepulang dari Plered, Pangeran Sedah menetap di Blora, saat itu bersama Putranya, yaitu Pangeran Joyodipo dan Pangeran Klenco. Selain itu ikut menetap juga beberapa pasukan bersama Pangeran Agulagul. Ketik menetap di Blora ketiga Pangeran itu juga mendirikan Masjid, yang saat ini kita kenal sebagai Masjid Agung Baitunnur yang terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Blora. Perkembangan Blora semakin pesat dan saat itu menarik perhatian Sultan Mataram yaitu Sunan Tegal Arum, dan menjadikan Blora Sebuah Kadipaten terpisah dari Kadipaten Tuban.
Kadipaten Blora kala baru lahir dipimpin oleh Adipati Raden Mas Joyodipo putra Pangeran Sedah, mendapat gelar Raden Tumenggung Joyowiryo, atau Raden Tumenggung Jatiwiryo, atau Raden Tumenggung Joyodipo. Raden Tumenggung Joyodipo memindahkan Makam Ayahandanya yang semula berlokasi di Karangnongko dipindahkan ke Makam Gedong (lokasi Makam saat ini).
Adipati kedua Blora adalah Raden Tumenggung Joyokusumo, beliau merupakan anak menantu dari Raden Tumenggung Joyodipo. Ketika Raden Tumenggung Joyodipo Wafat dimakamkan disebelah timur makam Pangeran Sedah. Pun tatkala Adipati kedua Blora wafat juga dimakamkan di Makam Gedong, disebelah barat makam Pangeran Sedah. Bagi anda yang ingin berziarah lokasi Makam Sunan Pojok sangat mudah ditemukan. Pada Tahun 2017 kawasan makam Sunan Pojok mulai ditata, mendapatkan kucuran dana APBD Kabupaten, dan berharap meningkat destinasi wisata terutama wisata religi. Dirangkum dari berbagai sumber.(RB)