Dia Terukir Di Batu-Batu Penyaksi

Pendidikan —Sabtu, 6 Nov 2021 11:17
    Bagikan  
Dia Terukir Di Batu-Batu Penyaksi
image/ pinterest

DEPOSTJOGJA

Oleh: Amir Machmud NS


SIMPANG BIJAK EMPU MANUKU

atas nama apa hatinya bersikeras
ikut menuntaskan Sambarabudara?

Rakai Pikatan yang tahu pertimbangannya

dalam lingkar kuasa Wangsa Syailendra
dia tunjukkan kepada Samaratungga
tulus pengabdian untuk sang mertua
meneruskan kerja Rakai Panangkaran
dalam citra kejayaan Budha

sang kesatria melangkah di simpang bijak

atas nama apa pula dia mendirikan Syiwaghra?
demi keseimbangan syiar Hindu di Jawadwipa
dia tunjukkan kepada wangsa Sanjaya
tak melupakan bakti agama

dia dituntun jejak hati
bersama Pramodyawardhani
menjaga Medang dengan cinta
membuka keragaman agama
di rerumpun beda wangsa

dalam cerdik visi politik
dipersembahkannya Candi Plaosan
untuk Sang Rani dalam iman Budha
menjadi altar pembuktian cinta

seleluasa itukah dia membangun penanding
cahaya Sambarabudara
membawa Candi Trimurti
menjulang ke langit dunia?

Sambarabudara berbalur cinta
lewat filosofi Gunadarma
berdarma memberi guna
menggaungkan simbol kebesaran Budha

dengan Gunadarma yang samakah
dia membangun Syiwaghra?

Baca juga: Cerita Mitos Tentang Burung yang Masuk Kedalam Rumah

Baca juga: Simak Tanda Hypophrenia, Merasa Sedih Tapi Tidak Penyebabnya

Baca juga: Resep Bubur Masha And The Bear yang Lezat


Empu Manuku melangkah di simpang bijak
memutuskan di simpang hati
mengusung gagasan
di simpang politik negara

lewat cinta disatukan dua wangsa
visi candi mendinginkan beda keyakinan
melahirkan mahakarya Sambarabudara
menjulangkan citra Prambanan

adilkah sejarah menepikan
posisi ketokohan Rakai Pikatan
dalam kebesaran Nusantara?

bahkan sejarah pun terasa meninggalkan
di simpang pengakuan.
(2020)




DIA TERUKIR DI BATU-BATU PENYAKSI

melanglang imajinasi
di antara keagungan mahkota raja-raja
di tengah mitos dan prasasti
terukir di batu-batu penyaksi
tanpa pupuh syair pemuja
di lontar resmi sejarah bangsa

menembus zaman di langit gagasan
Empu Manuku Rakai Pikatan
dengan angan cemerlang
mempertemukan keyakinan
agama bukan alas semangat
untuk mendikte dan menguasai

Baca juga: Cake Recipe: How to Make a Soft and Delicious Snow White Cake

Baca juga: Resep Cemilan Arum Manis Rambut Nenek yang Legendaris

Baca juga: Wisata Waduk Cacaban Tegal Dekat Bukit Teletubbies


dengan cinta
dia membuka terang
melukis diksi hati
di dinding candi
menera rasa
di pucuk-pucuk karya
mengukir pesan waskita

demi bijak masa depan
Rakai Pikatan menyusun tanda
tentang kejayaan antarwangsa
Syailendra dan Sanjaya
bergandeng menuju muara

dengan cinta
dia ungkapkan welas asih sesama
candi hanya tanda
tentang ikhtiar batin manusia.
(2020)


-- Dua puisi di atas merupakan bagian dari Antologi Percakapan dengan Candi (2021) yang merupakan salah satu karya Amir Machmud NS di samping Tembang Kegelisahan (2020), Kematian, Setiap Kali (2021), dan Dari Peradaban Gunadarma (2021).

Puisi-puisi wartawan suarabaru.id asal Semarang ini juga tersebar di sejumlah antologi bersama dan beberapa media. Sejak 1994, dia tel;ah menerbitkan 20 buku jurnalist5ik, sepak bola, biografi tokoh, dan sastra.

Baca juga: Kisah Nenek Kebayan, Nyanyian yang Membuat Berbeda

Baca juga: Atlet Papernas Asal Sumut Dapat Kejutan dari Ganjar

Baca juga: Resep Makanan Rondo Royal Khas Jepara yang Unik

Editor: Rere
    Bagikan  

Berita Terkait